Komunitas WA Grup Anak Tanjung Uban Bersatu saat menyerahkan bantuan uang kepada keluarga May Hendrik, yang mengalami kebutaan dan diterima oleh anaknya, Selasa 03/12/2024 (Foto: Patar Sianipar)
Bintan, Kepri – Komunitas WA Grup Anak Tanjung Uban Bersatu, menyambangi tempat tinggal May Hendrik (46) ayah dari Riski Ardi Werna (16) siswa kelas IX SMP Negeei 12 Bintan, merupakan tulang punggung sang ayah, di rumah kontrakannya yang kasat mata tidak layak huni lagi, yang berada di kampung Cenderawasih Tanjung Uban, yang mengalami kebutaan total sejak 2017 akibat efek kecelakaan tahun 2002 lalu, Selasa (03/12/2024) siang.
Pada kunjungan ini, komunitas ini berbagi rezeki meringankan beban Hendrik dengan menyerahkan bantuan uang dan sembako, guna meringankan beban mereka.
Sumbangan yang terkumpul senilai Rp. 2.370.000 dimana diketahui keluarga ini sudah menunggak pembayaran rumah yang mereka tempati, selama tiga bulan dengan sewa perbulannya sebesar Rp. 200.000.
Bantuan berupa sembako di sumbangkan oleh Lembaga Amil Zakat Nahdatul Ulama (LAZIS NU) Kecamatan Bintan Utara, yang juga tergabung di komunitas WA grup ini.
Lembaga Amil Zakat Nahdatul Ulama (LAZIS NU) Kecamatan Bintan Utara saat menyerahkan bantuan sembako, Selasa 03/12/2024 (Foto: Patar Sianipar)
May Hendrik menuturkan ikhwal kejadian yang menimpa dirinya, saat ia mengendarai sepeda motor mengalami kecelakaan tunggal di jalan Indunsuri, tepatnya di tikungan arah gereja Katholik Don Bosco, Tanjung Uban.
“Saya jatuh ke jurang, sementara motor saya di pinggir jalan,” tuturnya.
“Bertepatan ada teman yang lintas melihat saya terjatuh, maka ia menolong saya membantu mengangkat dari jurang,” jelasnya.
Lima tahun lebih setelah kejadian tersebut (sekira tahun 2008) ia mengalami kebutaan mata sebelah kiri, dan melakukan perobatan ke salah satu Rumah Sakit Tanjungpinang.
Dan pada tahun 2017 ia mengalami kebutaan total, dan iapun sudah tidak bisa lagi beraktifitas untuk memenuhi nafkah keluarga.
“Sejak itulah istrinya (yang menikah siri dengannya) meninggalkan ia dan anak kandungnya yang baru kelas 2 SD ini,” paparnya.
Darsono, salah seorang yang tergabung dalam komunitas WA Group ini, memberi tanggapan atas kondisi yang dialami May Hendrik ini mengatakan, melihat kondisi ini kiranya Pemerintah Kecamatan Bintan Utara dan juga Pemerintah Kabupaten Bintan, dapat memperhatikan terkait pendidikan anaknya, dan juga hunian yang layak bagi tempat tinggal mereka.
Ditambahi Tauhid, Ketua Pemuda Pancasila (PP) Kecamatan Bintan Utara, juga menambahi bahwa masa depan Ardi masih panjang.
May Hendrik (46) yang mengalami kebutaan total sejak 2017 akibat kecelakaan lalu lintas yang dialaminya
“Jadi, untuk pendidikannya ini harus tetap berkelanjutan, jangan sampai putus sekolah,” ujarnya lirih.
Menurut keterangan Ardi, ia mulai menjadi tulang punggung sang ayah sejak ibu kandungnya meninggalkan ayah dan dirinya yang masih berusia delapan tahun.
“Saya membantu penjual sate di Tanjung Uban sepulang sekolah, dengan membantu menusukkan daging sate ke tusukannya,” ujarnya.
“Dari sejak SD sampai sekarang, saya masih bekerja membantu penjual sate, agar kami bisa makan dan memenuhi kebutuhan sekolah saya” ujarnya sambil tertunduk.
May Hendrik dan Ardi menyampaikan terimakasih atas bantuan ini, dan kiranya Allah SWT membalaskan kebaikan ini dan dimudahkan rezekinya.
“Terimakasih atas kunjungan dan bantauan kawan-kawan, semoga Allah lah yang membalaskan kebaikan kawan-kawan semuanya,” pungkasnya.
Patar Sianipar