Foto ilustrasi Asuransi, menghimpun (Sumber Foto : Google)
Bintan, Kepri – Kasus aliran dana wisata Sungai mangrove yang menjerat tujuh orang sebagai penikmat aliran dana tersebut baru-baru ini Pengadilan Negeri meminta keterangan para saksi lagi, dan ada yang menarik di salah satu keterangan saksi, yang membeberkan tentang ke mana saja uang yang dikutip dari operator mangrove dan berapa besaran pembagiannya.
Salah satu yang menarik tentang besaran Rp10.000 untuk Asuransi, dimana tim media mencari kebenaran informasi ini, ke para operator yang meminta tidak usah disebutkan namanya, memberitahukan bahwa menurut informasi dari PT. Bintan Resorts Cakrawala (BRC) bahwa seluruh penumpang tour Mangrove, di cover oleh asuransi, makanya ada kewajiban membayarnya.
Kami sadari, Asuransi itu bagus, kami patuh, dan membayarkan walaupun itu dikenakan ke penumpang sebesar Rp. 10.000/penumpang. Namun, kami tidak pernah diperlihatkan polis asuransi yang dimaksud, apapun nama asuransinya kami tidak tahu.
“Pihak PT. BRC tidak mpernah memperlihatkan polisnya kepada operator, dan itu sudah pernah kami minta untuk ditunjukkan,” sebutnya.
“Polis asuransi kan merupakan kontrak tertulis antara perusahaan asuransi dan pemegang polis,” semua tertera di situ, dan disepakatu baik hak dan kewajiban kedua belah pihak,” sambungnya.
Kami sudah beberapa kali meminta polis mengenai asuransi yang dimaksud pihak PT BRC selaku yang mengumpulkan uang dari para operator, namun tidak pernah memperlihatkan polis tersebut.
Pihak PT BRC, yang mengelola Asuransi ini yakni Finance Department yang dipimpin Hebron yang menjabat sebagai GM Finance PT BRC,, ketika dihubungi baik lewat saluran telefon WA maupun chat WA, tidak menjawab namun membaca pesan tersebut.
Operator yang tidak mau dipublish namanya, menyatakan bahwa mereka pernah gagal untuk kerjasama dengan agen perjalanan, karena agen menanyakan asuransi.
“Kami sebut ada, tapi polisnya tak dapat kami perlihatkan, karena PT BRC tak pernah memberikan kopian ataupun memperlihatkan,” ketusnya.
“Kalau memang ada, ya di perlihatkanlah, biar kami juga dapat bekerjasama dengan para agen pariwisata,” lanjutnya.
Kami mempertanyakan hal ini, supaya kami nyaman untuk melakukan kegiatan tour mangrove ini, jangan hanya mengutip asuransi tapi gak tahu kemana uang yang dipungut tersebut,” pungkasnya.
Patar Sianipar.