Disbud Lingga Gelar Sosialisasi Pelestarian Cagar Budaya

Asisten II Pemkab Lingga, Yusrizal menyerahakan buku Sultan Mahmud Riayat Syah III kepada sejumlah Kepala Sekolah SMAN yang menjadi peserta sosialisasi.(dok)

SILABUSNEWS.COM, LINGGA – Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga menggelar sosialisasi tentang pelestarian Cagar Budaya, di One Hotel Dabo Singkep, Selasa (31/7/2018) kemarin.

Pada kesempatannya siang itu, Kepala Dinas Kebudayaan Muhammad Ishak mengatakan dilakukannya kegiatan tersebut bertujuan agar benda sejarah yang dimiliki Kabupaten Lingga tetap terpelihara.

Sehingga, bukan ibukota Daik Lingga saja yang mempunyai nilai sejarah dan peninggalannya. Dabo Singkep juga memiliki benda bersejarah yang ada kaitannya dengan kejayaan PT. Timah dulu.

“PT. Timah yang dulunya pernah melakukan aktivitas penambangan di Dabosingkep banyak meninggalkan barang yang memiliki nilai sejarah kuat baik benda maupun tak benda. Ini harus dilestarikan, dipelihara dan dirawatkan. Karena itu nantinye menjadi bukti nyata dan rangkaian sejarah bahwa penambangan timah di pulau Singkep telah mempengaruhi sosial sektor budaya yang luar biasa terhadap masyarakat Singkep pada waktu itu. Generasi yang lahir di Singkep di atas tahun 90-an diyakini banyak dan mungkin belum pernah tahu tentang jayanya masyarakat Singkep saat timah masih ada. Karna itu perlu bukti-bukti,” ucap Muhammad Ishak.

Pentingnya nilai sejarah pada masa tambang timah di Pulau Singkep, Dinas Kebudayaan akan berencana membangun museum khusus.

Pihaknya akan memberi nama “Museum Timah” dan dibarengi dengan pembangunan monumen Singkep Bisnis Center (SBC).

Tak luput, Muhammad Ishak juga mengajak masyarakat Dabosingkep untuk berpartisipasi. Khususnya memuseumkan benda-benda sejarah yang masih tersimpan dirumah masyarakat seperti manuskrif (surat-surat lama).

Sementara itu, Asisten II bidang Ekonomi dan Pembangunan Yusrizal mewakili Bupati Lingga turut mendukung dan mengapresiasi wacana baik Dinas Kebudayaan.

Mengenai tanggungjawab, kata dia tugas melestarikan bukan saja menjadi tanggungjawab pemerintah semata, tetapi juga menjadi tugas semua pihak.

“Adanya museum nanti, sangat penting untuk menilai dan mengenang kembali masa jaya Dabosingkep,” ujar Yusrizal.

Sebagaimana diketahui, total jumlah yang hadir pada kegiatan itu sekitar 50 peserta. Mulai dari unsur pemerintah, kepala desa dan lurah di lingkungan Kecamatan Singkep, ketua LAM setempat, tokoh masyarakat, pelajar serta penggiat seni.

Dinas Kebudayaan juga mendatangkan dua narasumber dari Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) yakni Dr Abdul Malik, M.Pd dab Dr Osep serta dari BP3 Batu Sangkar, Agus Tri Mulyono. (Sim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.