Dimana Tanggungjawab Pemilik Tagboat Yang Menabrak Jermal Kami

Tan Tiam Hie atau Ahie (49) nelayan pesisir, saat dikonfirmasi dikediamannya, Senin 07/03/2022 (Foto Novi)

Silabusnews.com, Kubu Raya – Nasib malang yang di alami Tan Tiam Hie atau lebih dikenal Ahie (49) nelayan pesisir warga Padang Tikar Dua, pada tanggal 14 September 2021tahun lalu di mana bagan ( Jermal ) milik nya di tabrak Tagboat Mega Sukses dan towing Bang Zulkifli 03 dari alur Muara Kubu tujuan Ke-MV. Gangze 8 milik PT. Peli Rimba Sukses Armada hingga saat ini belum memberikan itikad baik untuk ganti rugi atas kejadian tersebut.

TB.Mega Sukses yang di Nakhodai Hailsan Hasan tersebut juga enggan untuk bertanggung jawab, malah sebaliknya membuat berita acara perihal di tuduh menabrak jermal, bahkan dalam berita acara yang di perlihatkan kepada awak media ini, memiliki catatan perihal Jermal yang saudara Ahie laporkan ke syahbandar terkait robohnya pancang 1500 batang itu tidak benar, malah sebaliknya nakhoda Haisal Hasan mengatakan foto Jermal yang di kirimkan oleh saudara Ahie tidak sesuai dengan saudara Ahie tuduhkan dan sebaliknya Haisal Hasan mengatakan bahwa Jermal milik saudara Ahie masih utuh.

Anehnya dalam hasil percakapan via WhatsApp Ahie dan Aseng selaku pengurus bagian lapangan kepada awak media ini Ahie memperlihatkan bukti komunikasi nya, Aseng menyuruh membuat catatan dengan rincian nya dan akan mengajukan kepada pimpinan serta ingin mensurvei.

Ahie saat di temui di kediaman’nya mengatakan bahwa” Pada malam itu sekira pukul 21.30 WIB, tanggal 14 November 2021, mengatakan bahwa jermalnya di tabrak oleh Ponton TB.Mega Sukses XVII.

“Setelah di tabrak lalu kami kejar, setelah sampai di atas kapal kami minta supaya kapten nya bertanggung jawab, lalu kapten’nya menyuruh anak buahnya untuk pergi survey, untuk melihat kerusakan jermal saya,” tuturnya.

“Setelah itu kapten’nya telepon bos’nya pak Aseng dan saya sempat ngomong sama pak Aseng dan dia bilang kapal jangan di tahan biar kami meluncur dan kami bertanggung jawab, akhirnya kami lepaskan,” lanjutnya.

“Setelah kami lepaskan, besoknya kami turun ke pontianak, sampai sekarang SMS Aseng masih saya simpan,” terangnya.

” Namun saat saya turun ke pontianak kata pak Aseng mau survey, kami tunggu sampai keesokan harinya, Namun masih dengan alasan yang sama bilang mau menyuruh orang survey, kami pun menunggu hingga keesokan harinya, lagi-lagi Aseng mengatakan yang mau survey ada kerjaan mendadak dia minta tempo satu atau dua hari lalu kami pulang ke padang tikar dan kamipun menunggu sampai 2 hari.” tirunya.

“Kemudian setelah dua hari berlalu saya menghubungi Aseng kembali, untuk mempertanyakan jadi atau tidak nya untuk survey kalau jadi kami tunggu di Padang Tikar,” lanjutnya lagi

“Lagi-lagi jawaban Aseng, bahwa orang yang akan survei masih ada kerjaan, lalu saya mengatakan bahwa kami tidak bisa menunggu lama, karena kami juga mau memperbaiki jermal kalau jermal itu tidak di perbaiki kami mau makan apa sehari-hari nya,” kesalnya

Lebih lanjut Ahie menerangkan, “Saya juga memberi tahukan kepada beliau, kalau tidak bisa memberikan keputusan apa-apa kami langsung ke pontianak saja biar kami langsung ke kantor, sejak hari itu langsung tidak ada jawaban sampai sekarang, saya juga sudah menelpon melalui nomor handpone tapi tidak mau di angkat-angkat, saya juga menghubungi melalui via WhatsApp pun sudah tidak mau di aktifkan atau ( di blokir ) mau pakai Hp jadul baru bisa tapi ndak mau di angkatnya padahal aktif, kalau di perkirakan kerugian yang saya alami akibat jermal saya di tabrak sekitar 176 juta,” ketusnya

“Bahkan beliau pernah menyuruh saya untuk membuat rincian kerugian saya di atas kertas putih dan sudah saya buatkan, dan dia menyuruh saya untuk mengirimkan nya lalu saya kirimkan, tapi hingga kini belum dibayar,” kesalnya

Saya juga sudah melaporkan dan memasukan surat ke kantor-kantor di pontianak, seperti perhubungan padang tikar, Airud Pontianak, Lantamal, Dewan Komisi II DPRD Kabupaten Kubu Raya, namun hasilnya Nol sampai sekarang tidak ada respon, Jadi sekarang saya nganggur tidak kerja apa-apa.

“Mengenai kapten’nya ketika saya menghubungi melalui sambungan telepon tidak mau di angkat, pernah dia menghubungi saya ia mengatakan bahwa saya sudah sudah di pecat dan sudah pulang ke kampung, dan terhadap kapten’nya pun tidak ada penahanan”

“Harapan saya agar Jermal milik saya di ganti kalau tidak kami mau makan apa, dan untuk kantor- kantor yang sudah saya kirimkan surat itu supaya segera memproses agar ada titik terangnya” Ujarnya

Di tempat terpisah, Agung selaku petugas jaga Syahbandar Muara Kubu Mengatakan” untuk kepala Syahbandar Muara Kubu pada saat ini sedang tidak ada di tempat tapi memang benar, terkait apa yang di sampaikan saudara Ahie bahwa dia pernah membuat laporan kepada kami, tapi sebelum pak Ali Pratama yang mengambil alih kepengurusan Ahie memberikan laporan kepada kami, itu memang ada bukti dan itu sudah kami urus serta saya juga melaporkan sama pimpinan, namun secara tiba-tiba di ambil alih Ali Pratama setelah itu terkait kepengurusan maupun proses nya kami tidak mengetahui,”pungkasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.