Terombang-ambing Di Lautan, Panjat Rantai Kapal Demi Bertemu Istri

Dafi, pelaut yang berjuang di lautan pasca adanya ledakan di kapal saat akan diserahkan dari Basarnas ke BPBD Bintan, Rabu 19 April 2023 di ruang Rapat Kapal Patroli Basarnas (F. Patar Sianipar)

Bintan, Kepri – Perjuangan berat melawan maut yang dialami Muhamad Kadafi (30) calon ayah asal Pulau Buru Tanjung Balai Karimun, yang merupakan Anak Buah Kapal (ABK) Tiger Star yang mengalami insiden karena adanya ledakan dari pump room, di laut perbatasan Indonesia Malaysia, akibat adanya ledakan, Senin 17 April 2023 lalu.

Muhamad Kadafi yang kesehariannya dipanggil Dafi, saat tiba di Dermaga KPLP Tanjunguban, bersama tim Basarnas Kepri usai dievakuasi dari kapal Vessel Elisabeth, yakni kapal kargo dari Australia yang tengah lego jangkar di perairan Malaysia, Rabu (19/04/2023) sore.

Dafi menuturkan, ia hanya ingin bertemu orangtua dan istrinya. Maka tekad itupun dilaluinya dengan berjuang melawan gelombang laut, dinginnya malam dan teriknya panas selama berada dilautan dengan bermodalkan life jacket yang dikenakannya.

Ia mengatakan, setelah ia keluar dari pump room, menuju ke buritan kapal untuk minum air kelapa.
Tak lama ia duduk, ia mendengar ada kedakan dari pump room tempat ia selesai mengerjakan tugasnya.

Seketika itu juga saya meraih life jacket, tanpa fikir panjang saya lompat, terjun ke laut menyelamatkan diri karena takut adanya ledakan susulan.

Tampak aura kelelahan dari wajah Dafi, namun semangat ingin berjumpa dengan istri tercintanya yang lagi mengandung, membuat itu bisa ditutupinya.

“Saya refleks melakukan semuanya itu, langsung lompat karena takut ada ledakan lagi,” ujarnya.

Muhamad Kadafi, pelaut asal Pulau Buru yang selamat setelah berhasil memanjat rantai kapal Elisabeth di perairan Malaysia, Rabu 19 April 2023 (F. Patar Sianipar)

Seperti adegan di film saja yang saya lakukan ketika berhasil meraih rantai jangkar kapal Elisabeth.

“Sebegitu saya mendapatkan rantai tersebut saya langsung memanjatnya dengan ketinggian taksiran 25 hingga 30 meter dari permukaan air laut,” jelasnya.

“Tidak saya rasakan lagi kelelahan semalaman terombang-ambing di laut, dan setelah saya meraih rantai ini tekad saya adalah bertemu dengan orang tua dan istri,” jelasnya sedih.

Sesampainya di atas kapal Elizabeth beliau masuk melalui lubang tempat lintasan rantai dan langsung memanggil kapten kapal dan Kru lainnya.

” Alhamdulillah, langsung saya dilihat para kru kapal Elizabeth dan saya ditolong diberi air minum dan saya ditanya lalu saya jelaskan kejadiannya, dan dilakukanlah komunikasi dengan pihak-pihak terkait termasuk ke Basarnas,” jelasnya.

“Setelah dilakukan komunikasi, saya pun di evakuasi, hingga tiba di Tanjung Uban, dan ingin segera kembali ke Pulau Buru untuk bertemu orang tua dan istri yang tengah mengandung,” harapnya.

“Saya berterima kasih kepada pemerintah Indonesia, Kepolisian, dan Basarnas yang telah mengevakuasi saya,”pungkasnya.

Patar Sianipar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.