Pelabuhan Dan Jalan Poros,Desa Selaut Butuh Perhatian

Silabusnews.com,Natuna – Desa Selaut merupakan sebuah pulau kecil,pemukiman masyarakat mayoritas bekerja sebagai nelayan. Desa Selaut termasuk Wilayah administratif Kecamatan Bunguran Barat. Populasi masyarakat desa Selaut adalah penduduk asli melayu Natuna. 397 orang penduduk dengan jumlah 101 KK. Dari Ranai menuju ke Desa Selaut melintasi jalan propinsi,terlihat kondisi ruas jalan hampir 80% banyak rusak parah dan berlubang-lubang.

Menuju Desa Selaut terlebih dahulu ke pelabuhan di desa Semedang,Kecamatan Bunguran Batubi,(11/12/2018),memerlukan waktu sekitaran 1 Jam lebih, akibat jalan rusak parah. Kalau keadaan jalan baik,hanya memerlukan waktu lebih kurang sekitaran 40 menit. Hal ini tidak tertutup kemungkinan menjadi perhatian Pemprov Kepri dan Pemkab Natuna untuk diperhatikan.

Sebelum sampai pelabuhan, di Desa Gunung Putri terlihat saat melintasi sebuah lahan tumbuhnya kelapa sawit,terkesan “Hidup segan mati tak mau”. Cerita masa silam,dari berbagai sumber mengatakan lahan sawit yang gagal,merupakan pengalaman hidup masyrakat Batubi,tergabung dalam program transmigrasi tempo dulu disekitaran tahun delapan puluhan.

Menarik perhatian juga pemandangan sesampainya di desa Gunung Putri sebelum sampai ke tujuan pelabuhan desa Semedang,dinamika pembangunan fasilitas umum sudah menyentuh masyarakat. Terlihat akses jalan berupa pembangunan jalan semenisasi beton betulang,kokoh dan badan jalan lebar. Serta pembangunan sarana dan prasarana ibadah,fasilitas umum lainnya merupakan aset desa dan infrastruktur berupa jaringan listrik penerangan dari pihak PLN bagi masyarakat Sekitaran Kecamatan Bunguran Batubi.

Keberangkatan dari pelabuhan nelayan di desa Semedang ke Desa Selaut sangat melelahkan,desiran angin membuat dingin suasana cuaca mendung. Jarak tempuh menyita waktu perjalanan 3 jam. Riak gelombang tak mau kalah,menyelimuti perjalanan menuju sampai,melintasi kota terapung bernama Sedanau,terkenal dengan hasil budidaya ikan napoleon hingga ke negara Hongkong.

Dari kota terapung perjalanan menuju Desa Selaut sedikit mengundang galau,cuaca mendung berlanjut hujan. Namun kemampuan seorang Nasrun,mengarahkan haluan pompong tidak diragukan lagi,hingga seluruh penumpang sampai ketujuan dengan selamat.” Beginilah terkadang kami menghadapi cuaca,sudah biasa bang”, jelas Nasrun mengurai kedinginan tubuhnya,basah di guyur hujan.

Semakin dekatnya desa Selaut,berlatar belakang gunung menjulang tinggi,ditumbuhi rimbun pohon cengkeh dan kelapa. Gunung tinggi menjulang tersimpan mata air,menjadi sumber kehidupan masyrakat Selaut,mayoritas pekerjaan sebagai nelayan dan berkebun cengkeh. Suatu pemandangan indah,potensi sumber daya alam indah (Wonderful Natuna).

Kondisi pelabuhan tempat naik turun masyarakat yang dibangun pada waktu jaman bupati Hamid Rizal terdahulu,saat ini perlu perhatian. Tiang-tiang penyanggah ruas badan pelabuhan sudah terlihat rapuh,retak,struktur tulangan sudah tampak dan berkarat.

Salah seorang masyarakat Selaut,Isa,mengatakan bahwa pelabuhan sangat dibutuhkan. Kondisi pelabuhan saat ini yang memprihatinkan,harapannya agar supaya dapat diperbaiki. “Berbicara keselamatan fasilitas umum bagi masyarakat.” Kami sadari semua melalui proses,namun walaupun demikian,semoga Pemkab Natuna mendengar dan selanjutnya memberikan sebuah perhatian dan bermanfaat,jelasnya.

Informasi dari masyarakat diakui kepala desa Selaut,Abu Hair,ketika dikonfirmasi pada hari dan tanggal yang sama (11/12/2018),dan memberikan penjelasan terkait kebutuhan masyarakat. Perbaikan pelabuhan sudah masuk musrenbangdes dan musrenbangcam,namun belum juga teralisasi. Begitu juga dengan jalan poros desa Selaut juga menjadi kebutuhan masyarakat. Mengherankan jalan poros desa Selaut dibangun sudah lebih 20 tahun,saat ini kondisi jalan sudah sangat memprihatinkan. Kedua hal tersebut terkesan juga kurangnya perhatian dewan yang duduk di kantor dewan dari dapil 3.

Abu Hair juga menjelaskan desa Selaut belum pernah dikunjungi dalam rangka Kunjungan kerja oleh petinggi Pemkab Natuna,hal ini merupakan sebuah kenyataan pahit,membuat masyarakat Selaut merasa kurang diperhatikan. Masyarakat Desa Selaut kedepan berharap agar supaya diperhatikan.

Dua tokoh termasuk sesepuh masyarakat Natuna,Ibrahim Ilyas dan Haili,saat bincang-bincang santai,juga berharap instansi terkait agar supaya memberikan perhatian,atas kebutuhan masyarakat desa Selaut. Dengan demikian segala bentuk peningkatan pembangunan skala bertahap,kedepan dapat meningkatkan sosial ekonomi masyarakat. (Lubis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.