Mukadi: Sukses Berkebun Salak Madu

Kebun Salak Madu Mukadi, foto Dok silabusnews.com

Silabusnews.com, Siak – Salak di Kabupaten Siak bak primadona pada masanya akan tetapi pada masa pandemi penjualan salak madu menurun drastis, namun masih tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari hari.

Mukadi merupakan petani salak madu di Banjar Seminai, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak yang kesuksesannya diakui oleh masyarakat setempat dan perangkat desa.

Di kampung Banjar Seminai hanya Mukadi yang berkebun salak madu. Salak Madu banyak diminati oleh masyarakat setempat bahkan diluar kota sekalipun. Jika memasuki kampung Banjar Seminai dengan bertanya kediaman Mukadi, warga setempat akan segera memberitahukan alamatnya. Mukadi dikenal sebagai Pakde salak.
Selasa (27/7/2021), sekira pukul 16.00 WIB Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNRI 2021 Banjar Seminai berkesempatan berkunjung di kediaman Mukadi untuk berbagi cerita.

Awalnya Mukadi berasal dari Yogjakarta lalu ia membawa bibit salak pondoh untuk dikembangkan di Banjar Seminai. Akan tetapi, dikarenakan petani di Desa Banjar Seminai sudah banyak berkebun salak pondoh, Mukadi mencoba beralih ke salak madu. Dalam penanaman salak madu sendiri diawali dengan mencari induk salak yang bagus karena jika induk nya bagus maka akan menghasilkan salak yang bagus dan manis,” ungkap Pakde Mukadi

” Lanjut Pakde mengatakan dalam hal pembibitan menggunakan system cangkok dimana saat umur salak sudah memasuki 3 bulan bibit nya dipindahkan ke dalam polibek sampai berumur 5 bulan baru dipindahkan ke dalam media tanah,” terangnya.

Salama ini menggunakan pupuk berupa KCL kapur dan kotoran ayam untuk menyuburkan tanah agar buah salak berbuah manis sebagaimana kita ketahui di dayun sendiri tanah nya berjenis gambut yang bersifat asam, menurut Pak mukadi sendiri hama yang mengganggu perkebunan salak berupa musang dan tikus. Hingga saat ini usaha Pak Mukadi sukses membuka bisnis salak madu. Pendapatan hasil panen salak madu terbilang cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari Keluarga, ungkap Mukadi.

Sambung Pak De Mukadi mengatakan rumpunan salak madu pada satu pohon sangat banyak dan buahnya sangat manis seperti rasa gula, dagingnya tebal, dan saat buka kulit salak sangat mudah tidak melukai jari tangan, setiap harinya banyak pengunjung yang berbondong – bondong untuk membeli salak madu, sampai pada satu hari salak madu habis terjual,,” Mukadi tersenyum saat di temui Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) UNRI 2021

Pengambilan salak madu diambil secara langsung, kita bisa melihatnya secara langsung dan memasuki perkebunan salak punya Pak Mukadi. “rata-rata daerah sini banyak berkebun salak pondoh,” ucap Mukadi.

Kesuksesan Pak mukadi sebagai petani salak merupakan usaha pribadi. Ia tidak mendapatkan bantuan dari pemerintahan setempat. Modal awal untuk membuka usaha ini hingga saat ini pun merupakan biaya pribadi tidak ada campur tangan Pemkab Siak. Banyak perangkat desa yang berkunjung kesana hanya untuk melihat saja,” jelas Mukadi.

Keluhan Pak mukadi pada masa pendemi ini adalah air“ pada waktu musim kemarau Mukadi mengajukan proposal untuk meminta pembuatan sumur bor untuk salak madunya, tetapi sampai sekarang pun tidak terealisasikan, makanya saya malas untuk berurusan/meminta bantuan dana dari pemerintah setempat,” keluh Mukadi mengakhiri percakapan.

Tim

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.