Diduga PT CMI Lalai Tanggul BPP Jebol, Limbah Cemari Lingkungan

Limbah mencemari lingkungan, Desa Sandai Kiri”  Jumat 7/10/22. Foto Juliadi.

Silabusnews.com, Kalbar, Ketapang – PT Citra Mineral Investindo. (PT CMI) Site Sandai, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, diduga Lalai dalam pengelolaan limbah, sehingga menjadi penyebab rusak dan tercemarnya lingkungan.

Konfirmasi Media ini kepada Julianadi, Ketua Forum Masyarakat Peduli Kecamatan Sandai. (PMPKS), membenarkan adanya kejadian tercemarnya lingkungan akibat adanya tanggul WP Milik PT CMI Site Sandai yang Jebol.

” Saya dan anggota PMPKS tim pantau limbah datang ke lokasi PT.Citra Mineral Investindo Tbk (CMI) site Sandai, Desa Sandai Kiri, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang kalimantan Barat pada Senin 03/10/2022, menjumpai adanya kebocoran/ jebol tanggul terluar di BPP 5,6,7,” ungkap Julianadi melalui pesan WhatsApp”  Jumat 7/10/22.

Julian menerangkan 2 kali tanggul di BPP 5,6 dan 7 mengalami jebol saat terjadi curah hujan tinggi, dan sedang dalam perbaikan.

“Fakta auentik kini terlihat ada aliran air berlumpur kental melintasi jalan,dan mengalir lagi ke arah jebol yang kemarin. Ini membuktikan pihak PT CMI tidak serius menanggulangi perbaikan tanggul secara benar. Padahal dalam kurun waktu dua minggu dari tanggal 19/9/2022 lalu, ke tanggal 3/10/2022.sudah terjadi lagi kebocoran tanggul,” Terangnya.

Kejadian jebolnya tanggul di BPP 5,6,7 menjadi menjadi sorotan tim pantau limbah PMPKS dan dikeluhkan masyarakat Sandai yang terdampak.

Lanjut diterangkan Juliandi, tercemarnya lingkungan terlihat jelas pertama dari anak sungai yang bermuara ke sungai Pawan, semua airnya keruh. Belum lagi endapan lumpur/ residu di dalam anak anak sungai yang sangat tebal, seperti sungai Puih yang pertama terkena dampak dari jebol nya tanggul BPP, 5,6,7.PT CMI.

Selain sungai Puih ada sungai Karim dan sungai Kediuk yang bermuara ke sungai Pawan.

“Air sungai ini dulunya sangat jernih bisa dimanfaatkan masyarakat setempat untuk kebutuhan hidup sehari-hari ,namun sekarang airnya sudah berobah menjadi susu coklat akibat dari perusahaan yang tidak bertanggung jawab,” lanjut Julianadi.

“Setelah kami datang meminta agar segera diperbaiki, barulah unit excavator di arahkan untuk perbaikan,” tambahnya.

Adanya endapan lumpur di beberapa anak sungai menurut Juliandi belum ada tindakan dari
Pihak pertambangan PT.CMI, apakah itu pengerukan atau normalisasi bekas tumpahan residu/ lumpur, seperti pada sungai Puih dan di sekitar lokasi yang terkena dampak.

Sebelumnya dari informasi yang dihimpun Media ini yang sempat viral, baik di Media Online maupun Media Sosial, seperti Facebook dan WhatsApp Grup, Saat jebolnya Tanggul Whasing Plant(WP) hampir memakan korban jiwa.

Seorang pengendara motor bernama Suhanadi alias Wawan, sempat terseret akibat terjangan lumpur limbah dari tanggul yang jebol. Kejadian itu saat Wawan melintasi jalan menuju tempat kerjanya pada Selasa(20/09/2022).

Wawan sempat dilarikan ke Rumah Sakit dan beruntung jiwanya dapat diselamatkan, namun dia mengalami shock dan tubuhnya lemas.

” Untunglah nasibnya mujur, Wawan dan motor tidak tertimbun lumpur, namun akibat kejadian itu korban masih Shock dan tubuhnya jadi lemas. Alhamdulillah saat ini kondisinya sudah mulai membaik,” tutur keluarga korban yang enggan menyebut namanya.

Kepala Dinas Perkim-LH Kabupaten Ketapang, H.Ir. Husnan,M.Tp ditemui di ruang Kantornya menerangkan, bahwa pihaknya sudah turun ke lokasi bersama tim dari Provinsi dan Jakarta untuk melakukan peninjauan dan mengambil sampling endapan lumpur di sungai yang tercemar.

Menurut Husnan yang didampingi oleh petugas Laboratorium bahwa, pihak CMI juga disarankan untuk melakukan peningkatan tanggul.

” Mereka mesti meninggikan dan memadatkan tanggul, agar tidak lagi terjadi kebocoran, dan saat hujan tidak meluber,” ujar H.Husnan.

Husnan Menegaskan agar pihak CMI mengikuti saran dari dari pihaknya, maupun dari Kementerian Gakum LH.

Terkait dengan limbah yang tumpah ke sungai-sungai, dijelaskan petugas Laboratorium bahwa, dari sampling yang di uji sudah katagori pencemaran sedang.

“Sedimen yang mengendap di sungai sudah cukup parah, dari hasil Lab, pencemaran sudah katagori sedang,” ujar Petugas Lab.

Untuk mengatasi/mengangkat sedimen yang sudah parah, pihak Perkim LH menyarankan agar bekerjasama dengan masyarakat sekitar.

Sementara itu Vera Silviana selaku Corporate Communication di konfirmasi hingga berita ini diterbitkan tidak menggubris konfirmasi dari awak media.

Penulis: Ali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.